Diskursus Hadis dalam Perspektif Kaum Tua dan Kaum Muda di Indonesia

Authors

  • Rozian Karnedi Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

DOI:

https://doi.org/10.15642/mutawatir.2022.12.1.134-156

Keywords:

hadis, kaum tua, kaum muda, metodologi, kontestasi

Abstract

Abstract: The article sheds light the discourse of ḥadīth in the horizon of the mid-twentieth century reformist (kaum muda) and traditionalist (kaum tua) Muslim. It aims to analyze debates and different stances concerning with the use of the ḥadīth and the epistemic view behind their conception of ḥadīth. The study approaches with the basic theories of muṣṭalāḥ al-ḥadīth and the sociology of knowledge of Karl Mannheim. The research data were processed through descriptive-comparative and critical-analysis. It then argues that there are two different characteristics between the reformist and the traditionalist in the use of ḥadīth. First, the reformist used to have a systematic study based on the Qur’an and ḥadīth directly, while the traditionalist used to bring the idiomatic (‘ibārah) method. Second, in deducing law (istinbāṭ al-aḥkām), the reformist restrict only on the boundary of the authentic ḥadīth. Meanwhile, besides using authentic ḥadīth, the traditionalist also accept the unsound ḥadīth for the sake of the venture of goodness (faḍā’il al-a‘māl) with certain conditions. These differences are not only caused by methodological enterprise and scientific genealogy, but also sociological consideration which leads to the contestation (conflict of thought) between the two of them regarding the issue of taqlīd, ijtihād, ittibā‘, bid‘ah and religious traditions.

 

Abstrak: Artikel ini menyoroti wacana hadis dalam cakrawala Muslim reformis (kaum muda) dan tradisionalis (kaum tua) pada pertengahan abad ke-20. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perdebatan dan perbedaan pendapat tentang penggunaan hadis dan landasan epistemik di balik konsepsi mereka tentang hadis. Kajian ini menggunakan pendekatan keilmuan hadis dan sosiologi ilmu pengetahuan Karl Mannheim. Data penelitian diolah dengan menggunakan metode deskriptif-komparatif dan analisis kritis. Artikel ini berargumen bahwa ada dua karakteristik yang berbeda antara kelompok kaum muda dan kaum tua dalam penggunaan hadis. Pertama, kaum muda umumnya memiliki kajian sistematis yang bersumber langsung dari al-Qur’an dan hadis, sedangkan kaum tua seringkali menggunakan pendekatan idiomatik (‘ibārah). Kedua, dalam menarik kesimpulan hukum (istinbāṭ al-aḥkām), kaum muda membatasi hanya pada hadis yang sahih. Sementara itu, kaum tua, selain menggunakan hadis sahih, juga menerima hadis-hadis ahad, atau bahkan daif, untuk kepentingan amal kebaikan (faḍā’il al-a‘māl), namun dengan syarat-syarat tertentu. Perbedaan tersebut tidak hanya disebabkan oleh kerangka metodologis dan latar genealogi keilmuan, namun juga pertimbangan sosiologis, yang berujung pada kontestasi (konflik pemikiran) terhadap persoalan-persoalan khilafiyah seperti taklid, ijtihad, ittibā‘, bidah dan tradisi keagamaan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abbas, Rafid. “Ijtihad Dewan Hisbah Persatuan Islam dalam Hukum Islam.” Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam, Vol. 6, No.1 (2016): 214-236.

_______. Ijtihad Persatuan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Abbas, Siradjuddin. 40 Masalah Agama, vol. 1-4. Cet. ke-27. Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1997.

_______. Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi‘i. Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1994.

Aisah, Siti. “Pemikiran Ahmad Hassan Bandung tentang Teologi Islam.” Al-Lubb: Journal of Islamic Thought and Muslim Culture, 1, no. 2 (2017): 48-67.

Anshor, Ahmad Muhtadi. Bahth Al-Masāil Nahdlatul Ulama. Yogyakarta: Teras, 2012.

Azra, Azyumardi. Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara. Cet. ke 1 Bandung: Mizan, 2002.

Fanani, Muhyar. Metode Studi Islam: Aplikasi Sosiologi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Hamka. Ayahku. Jakarta: Ummida, 1980.

Hasan, Muhammad Tholhah. Ahlussunah Wal-Jama’ah dalam Persepsi dan Tradisi NU. Jakarta: Lantabora Press, 2015.

Hassan, Abdul Qodir. Ilmu Musthalah Hadits. Bandung: CV Diponegoro, 1982.

Hassan, Ahmad. Soal Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama. 1-4 Vol. Bandung: CV. Diponegoro, 1991.

Kamiluddin, Uyun. Menyorot Ijtihad PERSIS. Cet. ke-1. Bandung: Tafakur, 2006.

Karim, Shofwan. “Konflik Pemikiran dan Integrasi Sinerjik Ulama Minang Kabau Tahun 1903-1907.” Majalah Tajdid, Vol. 6, No. 3, (2000).

Karnedi, Rozian, Dudung Abdurahman, Muhammad Alfatih Suryadilaga. “Understanding of Reward Prize Hadiths In Indonesia (Comparative Study of The Ahmad Hassan And Siradjuddin Abbas Methods)”, Jurnal Ushuluddin 27 no: 2, (Juli-Desember 2019): 174-190.

Khaṭīb (al), Muḥammad ‘Ajjāj. Uṣūl al-Ḥadīth ‘Ulūmuh wa Muṣṭalāhuh. Beirut: Dār al-Fikr, t.th.

Khoiruddin, M. Arif, “Pendekatan Sosiologi dalam Studi Islam.” Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, Vol. 25, No. 2 (2014): 348-361.

Koto, Alaidin. dkk, Sejarah Perjuangan Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Pentas Nasional. Jakarta: Tarbiyah Press, 2006.

Koto, Alaidin. Persatuan Tarbiyah Islamiyah; Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012.

Mabrur, Hajjin. “Hadis dalam Persfektif Ormas PERSIS.” Misykah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 6, No. 1 (2021): 34-49.

Majelis Tarjih Muhammadiyah. Himpunan Putusan Tarjih. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1967.

Mohammad, Herry. dkk, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20. Jakarta: Gema Insani, 2006.

Mughni, A. Syafiq. Hasan Bandung Pemikir Islam Radikal. Surabaya: Bina Ilmu, 1994.

Muhtada, Dani. “Paradigma Hukum Persatuan Tarbiyah Islamiyah.” Dalam https://www.islamcendekia.com/2014/01/paradigma-hukum-persatuan-tarbiyatul-islamiyah-analisis-pemikiran-hukum-siradjuddin-abbas.html. Diakses pada 19 Oktober 2021.

Nandang, Zae, dkk. Turuq Al-Istinbāṭ: Metodologi Pengambilan Hukum Dewan Hisbah Persatuan Islam. Bandung: Persis Pers, t.th.

Nasrullah. “Respons dan Tantangan kaum tua Atas Kritik kaum muda Terhadap Tarekat di Minangkabau Awal Abad 20.” ‘Anil Islam: Jurnal Kebudayaan dan Ilmu Keislaman, Vol. 9, No. 2 (2016): 211-246.

Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1990.

Rahmanto, Mukhlis. “Posisi Hadis dalam Ijtihad Muhammadiyah.” Afkaruna: Indonesian Interdisciplinary Journal of Islamic Studies, Vol. 10, No. 1 (2014): 44-58.

Ṣāliḥ, Ṣubḥi. ‘Ulūm al-Hadīth wa Muṣṭalāḥuh. Beirut: Dār al-‘Ilm li al-Malāyīn, 1973.

Salam, Abd. “Sejarah dan Dinamika Sosial Fiqih Reformis dan Fiqih Tradisionalis di Indonesia.” Islamica: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 4, No. 1 (2009): 49-64.

Salim, Petter & Yenni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press, 1991.

Suyūṭī (al), Jalāl ad-Dīn ‘Abd al-Raḥmān. Tadrīb al-Rāwī fī Sharḥ Taqrīb al-Nawāwī. Beirut: Dār al-Fikr, t.th.

Taufik, Akhmad. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Wahid, Romli Abdul. “Perkembangan Metode Pemahaman hadis di Indonesia.” Analytica Islamica: Journal of Islamic Sciences, Vol. 4, No. 2 (2015): 231-243.

_______. Sejarah Pengkajian Hadis di Indonesia. Medan: IAIN Press, 2016.

Downloads

Published

2022-06-15

How to Cite

Rozian Karnedi. (2022). Diskursus Hadis dalam Perspektif Kaum Tua dan Kaum Muda di Indonesia. Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, 12(1), 134–156. https://doi.org/10.15642/mutawatir.2022.12.1.134-156

Issue

Section

Articles